11 Desember 2009

BEKAM





Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Allah SWT tidak menurunkan penyakit, melainkan juga menurunkan obat untuk penyakit itu (HR. Imam Bukhari).
Setiap penyakit pasti ada obatnya, dan bila obat itu digunakan, maka sembuhlah dengan izin Allah SWT (HR. Imam Muslim).
Dan obat penyakit itu ada yang sudah diketahui oleh manusia, dan ada juga yang belum ditemukan oleh ilmu pengetahuan (HR. Imam Ahmad).
Sebagai manusia, Rasulullah SAW juga pernah mengalami sakit dan berobat sesuai dengan anjuran Islam yang tidak mengarah kepada mistik supranatural. Rasulullah SAW menerangkan bahwa tubuh manusia itu punya hak. Di antara hak tubuh (jasad) manusia itu ialah diberikan pengobatan apabila terkena penyakit. Penyakit itu merupakan takdir (ketetapan) dari Allah SWT, dan obatnya juga takdir dari Allah SWT (HR. Imam Ahmad).

Allah SWT telah menetapkan sebab dan akibat (sunnatullah) terhadap segala sesuatu. Sunnatullah untuk makhluknya ialah mengatasi suatu takdir dengan menggunakan takdir yang lain.Dalam hidupnya, Rasulullah SAW sangat menghargai pengobatan yang berdasarkan kepada eksperimen, observasi dan penggunaan cara medis diagnostik secara natural. Rasulullah SAW menentang pengobatan yang dilakukan berdasarkan takhayul dengan menggunakan tenaga batin (sihir) yang dikenal dengan pengobatan spiritual.

Rasulullah SAW melarang semua jenis pengobatan spiritual, seperti pengobatan yang dilakukan paranormal atau dukun dengan ramalan, bacaan, mantera dengan memegang bagian tertentu pasien ataupun dilakukan dari jarak jauh. Pengobatan alternatif dan konsultasi supranatural melalui jimat sebagai penangkal, penghilang penyakit atau pembawa berkah, dan menganggap sesuatu benda itu keramat, sakti atau bertuah juga terlarang dalam Islam. Dan memakai jimat itu dianggap melakukan perbuatan syirik (HR. Imam Ahmad).


Rasulullah SAW menekankan pada pengobatan fisik dan terapi medis secara natural, tidak menganjurkan pengobatan alternatif supranatural. Rasulullah SAW mengatakan, pengobatan itu ada tiga cara: minum madu, berbekam dan menempelkan besi panas pada bagian yang sakit (HR. Imam Bukhari). Maknanya, pengobatan natural itu dengan cara menggunakan obat dalam melalui mulut, seperti minum madu, dan sekarang ini berupa injeksi atau sejenisnya. Dan bisa juga pengobatan natural itu dengan cara berbekam (mengeluarkan darah), sekarang ini berupa operasi kedokteran. Dan bisa juga pengobatan natural itu dengan cara menempelkan besi panas pada bagian yang sakit, sekarang ini dilakukan dengan praktik penyinaran.

Sebagai bukti bahwa Rasulullah SAW menggunakan pengobatan terapi medis natural ialah ketika Sa'at bin Abi Waqqash terkena sakit dada, Rasulullah SAW menganjurkannya untuk berobat dengan tabib non Muslim, Haris bin Kaladah (HR. Imam Abu Daud).


Jadi, Rasulullah SAW menganjurkan pengobatan terapi medis natural, dan beliau melarang pengobatan alternatif supranatural (perdukunan). Memang, dalam kasus tertentu, pengobatan alternatif itu dapat menyembuhkan suatu penyakit. Namun kenyataan empiris itu tidak otomatis menjadi bukti kebenarannya. Sebab, hal itu boleh jadi sebagai ujian iman, istidraj (perangkap Allah SWT bagi orang-orang yang dimurkai-Nya melalui keberhasilan), atau mungkin saja hal itu sebagai sugesti, obsesi atau ilusi, dan bukan suatu yang hakiki (bukan kesembuhan yang sebenarnya).

Bersyukurlah kepada Allah, bahwa Allah masih memberikan kesehatan dan Allah sangat mudah menjadikan seseorang menjadi jatuh miskin dengan diuji kesehatannya.Sebelumnya dibahas tentang pengobatan halal dan haram. Ternyata hampir 90% obat batuk dan flu mengandung alkohol, dimana kalau kita meminumnya maka ibadah sholat kita akan tertolak selama 40 hari. Begitulah kenyataannya, bahwa semua obat-obatan kimia tidak berlabel halal.
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan menurunkan obat dan menciptakan obat untuk setiap penyakit. Maka berobatlah dan jangan berobat dengan barang haram!” ( HR Abu Dawud ).Sesungguhnya tubuh kita ini adalah alami dan hanya menerima yang bersifat alami dan Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan menurunkan obat dan menciptakan obat untuk setiap penyakit. Obat-obat kimia itulah, tubuh ini menolak dan bisa menyebabkan penyakit baru.
Rasulullah adalah sang dokter terbaik sepanjang masa. Beliau tidak pernah sakit, kecuali diakhir hayatnya dan beliau sering memberikan hadist tentang penyakit dan pengobatannya.
Berbekam termasuk pengobatan yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan bekam dan memberikan upah kepada tukang bekam.
“Sesungguhnya sebaik-baik apa yang kalian lakukan untuk mengobati penyakit adalah dengan melakukan bekam”

“Sebaik-baik pengobatan penyakit adalah dengan melakukan bekam”
Wasiat Malaikat Untuk Berbekam
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah aku melewati seorang Malaikat –ketika di Mi’rajkan ke langit- kecuali mereka mengatakan ‘Wahai Muhammad, lakukanlah olehmu berbekam”
Waktu Yang Paling Baik Untuk Berbekam
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang ingin berbekam, hendaklah ia berbekam pada tanggal 17,19,21 (bulan Hijriyyah), maka akan menyembuhkan setiap penyakit”
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya hari yang paling baik bagimu untuk berbekam adalah hari ke 17, hari ke 19, dan hari ke 21 (bulan Hijriyyah)”
Bekam adalah metode pengobatan Nabi SAW dengan cara detoksifikasi yaitu metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor dan darah beku (statis) yang ada dipermukaan kulit. ini disebabkan adanya penumpukan toksid ( racun) didalam tubuh yang berasal dari makanan dan minuman instan berbahan kimia seperti pewarna,pengawet, perasa/MSG buatan, zat pengembang, polusi udara dan obat-obatan berbahan kimia yang tidak dapat diurai oleh system pencernaan tubuh dan tidak dapat dikeluarkan melalui system pembuangan kotoran BAB.
Lalu apa yang akan terjadi jika darah beku tidak dikeluarkan dan mengendap ? Diantaranya adalah :
- Darah tidak dapat mengalir dengan lancar sehingga dapat menimbulkan terjadinya penyempitan dan penyumbatan pada pembuluh darah. Akibatnya kerja jantung semakin berat dan tekanan darah semakin tinggi
- Bila tidak segera diatasi dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah (stroke)
- System kekebalan tubuh (imunitas) menjadi lemah sehingga tubuh mudah terserang berbagai macam penyakit.
- Tubuh terasa berat dan kekurangan tenaga
TUJUAN BEKAM
Tujuan bekam diantaranya adalah :
- Bekam merupakan suatu pengamalan sunnah Nabi
- Penyembuhan penyakit
- Pencegahan penyakit
- Memulihkan dan meningkatkan system imuniti tubuh
- Membangkitkan saraf-saraf yang tidak aktif atau lemah
- Mengeluarkan racun dalam darah
Menurut Ibnu Sina, waktu berbekam terbaik adalah jam 1 – 2 siang, karena pada waktu tersebut pembuluh darah sedang mengembang. Ibnul Qoyyim berkata, ”semua hadits ini sesuai dengan kesepakatan para tabib, bahwa berbekam pada paruh kedua suatu bulan sampai pekan ketiga dari setiap bulan, lebih bermanfaat dari pada berbekam pada awal atau akhir bulan.” Namun bila karena suatu kebutuhan pengobatan dengan cara ini digunakan, kapan saja dilakukan maka tetap bermanfaat.
Kontra Indikasi Bekam (Orang yang tidak boleh dibekam)
1. Penderita diabetes melitus dengan kadar gula > 200 mg/dl.
2. Penderita hipertensi dengan tensi > 180 / 110 mmHg
3. Pasien yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah.
4. Anak – anak kurang dari 3 tahun dan orang yang sudah lanjut usia.
5. Anemia
6. Wanita hamil pada tiga bulan pertama.
7. Wanita yang sedang menstruasi
8. Penderita kelainan darah (hemofilia, kanker darah)
9. Kelainan pembuluh darah
10. Penderita yang baru menjalani cuci darah karena gagal ginjal.
Daerah yang Tidak boleh Dibekam
1. Rongga atau lubang alami tubuh
2. Pembuluh darah dan pembuluh limfe.
3. Kulit yang mengalami kelainan atau penyakit (infeksi, varises).
4. Cairan sendi atau sinovial.
Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan dalam Berbekam
1. Berbekam hendaknya dilakukan sesama jenis kelamin.
2. Pengulangan bekam paling cepat 2 minggu, tapi sebaiknya 1 bulan sekali
3. Cukup istirahat sebelum dan sesudah berbekam (± 30 menit).
4. Sebaiknya jangan berbekam setelah beraktifitas berat.
5. Hati – hati membekam penderita HIV dan hepatitis B.
6. Berbekam sebaiknya tidak boleh lebih dari 7 titik bekam.
7. Sebaiknya hindari terkena air pada daerah yang telah di bekam selama 2 jam setelah berbekam.
8. Disarankan mandi air hangat setelah berbekam.
9. Hati-hati membekam penderita anemia dan hipotensi (sebaiknya dilakukan satu demi satu).
10. Penggunaan jarum harus sekali pakai (untuk satu pasien saja).
Jika kita ingin terbebas dari gangguan penyakit yang diakibatkan darah kotor atau sebagai tindakan penjagaan dan kewaspadaan kita terhadap penyakit, maka sangat baik bekam dilakukan sebulan sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar